Senin, 18 April 2011

Manusia Dan Cinta Kasih - Cinta Kasih Erotis

     Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. cinta kasih erotis bersifat ekslusif, bukan universal, pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman yang dapat di eksplosif berupan jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu , pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara.
     Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisi belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Rupanya keinginan seksual dengan mudah dapat di dicampuri atau di stimulasi oleh tiap-tiap perasaan yang mendalam.
     Dalam cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan, sering kali eksklusivitas  dalam cinta kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik, contoh sering kita jumpai separang orang-orang yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainya.
     Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sunguh-sunguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi orang lain(wanita ataupun pria). Hal ini merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua mempelainya tidak pernah memilih jodohnya sendiri, beda halnya dengan kebudayaan barat/ zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Cinta kasih hanya di anggap sebagai hasil suatu reaksi emosional dan spontan.
     Dengan demikian, bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari perbuatan kemauan.

Sumber Di perbaharui

Konsep Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan

Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi

  • Prosa fiksi memberikan kesenangan.
Keistimewaannya pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut
  • Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sedikit informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
  • Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi dan warisan budaya bangsa.
  • Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi sesorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman dengan banyak individu.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi 2 :
  • Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki zamannya.
  • Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, tidak mengajak pembaca melakukan sesuatu tetapi untuk merenung.
Sumber di sempurnakan

Kepribadian Bangsa Timur

Indonesia memiliki beragam budaya, suku dan adat istiadat, Indonesia sebagai bagian dari negara-negara yang ada dalam posisi benua asia memilliki adat yang di sebut adat ketimuran yang berbeda dengan adat atau budaya barat.
Indonesia memiliki berbagai suku, contohnya jawa, batak, sunda, banjar. dayak, bugis, asmat, dan lain-lain
Indonesia terkenal dengan keramah-tamahan masyarakatnya dan tingginya rasa saling menghormati antar sesama terciptanya negara ini dapat menyatukan semua suku yang bisa saling terbuka dan menerima penduduk dan suku lain
Dalam era globalisasi ini, bukan hanya perdagangan bebas saja yang di utamakan dan menjadi program kerja negara-negara di dunia ini. Namun juga kebudayaan negara-negara kuat mengekor bahkan secara langsung bisa di terima di bumi pertiwi ini, lalu bagaimana dan seperti apa kepribadian bangsa indonesia ?
Bukan berarti kepribadian negara luar itu buruk atau kepribadian kita yang bagus, Namun perlu kita cermati apakah cocok atau tidak kebudayaan luar itu kita adopsi, ? selama ini kita akan mengikuti jaman atau trend yang up to date, dalam berpakaian, dalam pemikiran, meningkatkan rasa gengsi, individuallisme dan lain sebagainya yang berbau kepribadian barat.
Dalam pandangan hidup masyarakat indonesia yang memiliki adat ketimuran, rasa toleransi,ramah. sopan santun, saling menghargai, gotong royong dan sebagainya selalu menjadi dasar dalam hidup bermasyarakat bedanya dengan kepribadian orang-orang barat. disana mereka berfikir individualisme. Bermasyarakat atas dasar kegunaan itulah pandangan mereka yang telah berbentuk sajak dari migrasinya orang inggris ke benua amenika dan sejak jaman revolusi industri.
Pemikiran ini terbentuk karena proses kehidupan mereka yang selalu berfikir logis, struggle untuk hidup bagaimana tidak, ketika mereka berpindah dari tanah inggris  buruh-buruh banyak yang di telantarkan, mereka berjuang untuk hidup dan mulai untuk mementingkan diri sendiri.
Kadang kita tidak menyadari bahwa sekarang ini masyarakat Indonesia sedang menyeimbangkan gaya hidup serta menyadur pemikiran orang-orang barat dalam artian meniru bukan menjadikan referensi.
Jika kita bisa melihat esensi pemikiran masyarakat desa yang masih alami di indonesia ini mungkin kita akan sadar bahwa inilah kepribadian bangsa kita yang dulu menjadi ciri khas bangsa ini yang cantik dengan adat ketimurannya
Ini menegaskan kita bahwa kepribadian individual atau masyarakat, sangat berpengaruh dalam lahirnya sebuah kebudayaan manusia dan mendorong terbentuknya kepribadian umum suatu bangsa untuk memahami jati diri bangsa ini, tak perlu seluruh masyarakat di negara ini sadar akan jati diri bangsa ini, mulailah dari kita sendiri kenali kepribadian bangsa kita yang tercinta ini.
Ingatlah dengan adat-adat ketimuran kita yang beraneka ragam, Namun saling menghargai dari satu visi alangkah indahnya jika kita selalu berpegang teguh pada adat yang telah membentuk kepribadian umum bangsa ini.
Sumber Telah di olah dan di perbaharui

Jumat, 01 April 2011

Kebudayaan Di Negara Jerman

Kebudayaan Jerman

Kebudayaan Jerman
Kehidupan budaya di Jerman mempunyai banyak segi. Terdapat sekitar 300 teater tetap dan 130 orkes profesional antara Flensburg di utara dan Garmisch di selatan. 500 museum seni rupa dengan koleksi serbaneka yang bertaraf tinggi menurut ukuran internasional membentuk jaringan museum yang unik. Seni lukis muda juga sangat hidup di Jerman dan telah mendapat tempat di dunia internasional. Dengan sekitar 95.000 judul buku baru yang diterbitkan atau dicetak ulang tiap tahun, Jerman juga tergolong negara perbukuan yang besar. 350 judul surat kabar harian dan ribuan judul majalah membuktikan perkembangan dunia media yang baik. Sukses baru juga tercatat oleh produksi film – tidak hanya di bioskop Jerman, melainkan di berbagai negara di dunia.


Seni Teater di Jerman


Di mancanegara teater Jerman sering dicap sebagai ribut dan dilanda narsisme. Akan tetapi di belakangnya terdapat sistem yang dikagumi di seluruh dunia. Kota-kota yang tidak begitu besar pun memiliki gedung opera dan ansambel balet di samping teater sandiwara. Secara keseluruhan terbentuk semacam panorama teater, sebuah jaringan rapat yang terdiri dari teater milik negara bagian dan kota, teater keliling dan teater swasta. Dengan bersumber pada gerakan mahasiswa tahun 1968, telah berkembang paguyuban seni panggung yang besar, yaitu apa yang disebut Kelompok-Kelompok Bebas. Eksistensi kelompok tersebut membuktikan masih tetap adanya kecintaan akan teater yang yang ingin mengungkapkan dirinya di panggung. Sumbangan masyarakat Jerman bagi teater cukup besar: bentuknya gagasan, perhatian dan dana. Banyak orang menganggap panggung-panggung sebagai hal mewah, mengingat pendapatan teater dari karcis masuk pada umumnya hanya mencapai sepuluh atau lima belas persen dari pengeluarannya. Sistem subsidi berlaku juga untuk teater swasta – seperti Schaubühne di Berlin, yang didirikan oleh sutradara Peter Stein. Akan tetapi sistem itu telah mencapai titik kulminasi dalam perkembangannya dan sedang berada dalam tahap yang sulit, karena seni suka diukur dengan prasyarat materinya.

Selama periode yang panjang Peter Stein dianggap sebagai tokoh unik dalam teater Jerman. Berbeda dengan sutradara lainnya ia menciptakan karya yang dapat dikenali melalui kontinuitas pengulangan motif, tema dan pengarang. Gaya penyutradaraannya mengutamakan teks. Antara angkatan seniman yang berteater sekarang dan tokoh seperti Peter Stein, Peter Zadek atau Claus Peymann, pemimpin Berliner Ensemble, terbentang jarak yang jauh. Mereka yang tergolong pemberontak tahun 1968 itu memakai perbendaharaan kata yang tidak cocok lagi untuk teater kontemporer. Pengertian seperti mencerahkan, mengajari, menelanjangi atau menindak berkesan usang. Teater angkatan muda tidak lagi mau menjadi avant-garde, melainkan mencari bentuk ekspresi tersendiri. Setelah era naik daunnya seniman muda seperti Leander Haußmann, Stefan Bachmann dan Thomas Ostermeier pada tahun 1990-an, para sutradara itu kini sudah menjadi kepala teater.

Frank Castorf yang namanya terkenal sebagai penghancur karya drama telah menjadi teladan bagi generasi seniman teater itu. Di teater Volksbühne yang dipimpinnya di Berlin, ia membiarkan teks sandiwara diutak-atik dan disusun kembali sesukanya. Nama Christoph Marthaler dan Christoph Schlingensief juga menandai pandangan baru mengenai seni panggung yang menanggapi pergeseran yang terjadi seusai Perang Dingin dan seiring dengan kedatangan kapitalisme global. Sutradara seperti Michael Thalheimer, Armin Petras, Martin Kusej, René Pollesch atau Christina Paulhofer telah menciptakan bentuk pementasan yang mengutamakan gaya daripada isi cerita: Cara bercerita tradisional dengan berpegang pada teks terasa agak asing bagi mereka. Ciri yang menandai teater Jerman selama kurang lebih 250 tahun, yaitu konfrontasi dengan masyarakat, telah memudar. Hal itu tampak juga dalam Pertemuan Teater Berlin setiap tahun. Yang ada sekarang keanekaragaman yang berwarna-warni. Namun tidak pernah ada teater yang berlangsung terlepas dari waktu pementasannya. Teater harus menciptakan gambaran mengenai kehidupan kita, sekaligus menghidupkan ingatan. Untuk itu teater disubsidi. Itulah fungsi kemasyarakatannya.

Seni Musik di Jerman

Nama baik Jerman sebagai negara musik tetap terkait dengan nama penggubah seperti Bach, Beethoven, Brahms, Händel dan Richard Strauss. Mahasiswa datang dari seluruh dunia untuk belajar di perguruan tinggi musik, pencinta musik mengunjungi festival-festival – dari Festival Wagner di Bayreuth sampai Donaueschinger Musiktage untuk musik kontemporer. Di Jerman terdapat 80 teater musik yang dibiayai oleh dana publik, yang terkemuka di antaranya gedung opera di Hamburg, Berlin, Dresden dan München serta di Frankfurt am Main dan Leipzig. Dalam persaingan untuk merebut hadiah tahunan “Opernhaus des Jahres” yang diberikan oleh para penulis resensi, belakangan ini gedung opera Stuttgart paling sering berhasil. Orkes Filharmoni Berlin pimpinan dirigen Inggris terkenal Sir Simon Rattle dianggap sebagai yang terbaik di antara sekitar 130 orkes di Jerman. Kelompok “Ensemble Modern” di Frankfurt memajukan produksi musik kontemporer dengan mementaskan sekitar 70 karya baru per tahun, di antaranya 20 pagelaran perdana. Di samping dirigen kondang seperti Kurt Masur atau Christoph Eschenbach ada pemimpin orkes yang menonjol di generasi lebih muda, yaitu Ingo Metzmacher dan Christian Thielemann. Penyanyi dan pemain instrumen yang tergolong paling baik di dunia adalah Waltraud Meier, soprano, Thomas Quasthoff, bariton, dan pemain klarinet Sabine Meyer. Pemain biola Anne- Sophie Mutter tampil di muka publik yang sangat besar dan yang tidak selalu menikmati musik klasik saja.

Sejak tahun 1950-an, perkembangan musik kontemporer ikut ditentukan oleh pelopor musik elektronis Karlheinz Stockhausen dan antipodenya yang mempertahankan tradisi, komponis opera Hans Werner Henze. Dewasa ini musik kontemporer memadukan beberapa gaya: Heiner Goebbels menghubungkan musik dengan teater, Helmut Lachenmann menelusuri kemungkinan ekspresi instrumen sampai ke batas ekstrem. Wolfgang Rihm menunjukkan kemungkinan perkembangan ke arah musik yang lebih mudah dipahami. Di sisi lain spektrum musik ada penyanyi pop seperti Herbert Grönemeyer, yang meraih sukses sejak bertahun-tahun dengan lagu-lagu berbahasa Jerman, sama halnya dengan kelompok musik punkrock “Die Toten Hosen”, grup hip-hop “Die Fantastischen Vier” dan “Tokio Hotel”. Selama beberapa tahun terakhir ini, seniman muda seperti penyanyi Xavier Naidoo (“Söhne Mannheims”) berhasil dengan mengacu pada gaya soul dan rap Amerika Serikat. Sukses grup musik “Wir sind Helden” dari Berlin akhir-akhir ini menimbulkan gelombang pendirian grup musik Jerman muda. Pendirian “Akademi Pop” di Mannheim memperlihatkan kemauan politik untuk meningkatkan daya saing musik pop Jerman di gelanggang internasional.

Seni Rupa di Jerman

Sejak tahun 90-an, seni lukis dan fotografi dari Jerman meraih sukses besar di dunia internasional. Apa yang disebut “keajaiban lukisan baru Jerman” dikenal di luar negeri sebagai “Young German Artists”. Para seniman berasal dari Leipzig, Berlin atau Dresden. Neo Rauch adalah wakil paling tenar dari “Mazhab Leipzig Baru”. Gaya mazhab tersebut ditandai oleh realisme baru yang berkembang – bebas ideologi – dari “Mazhab Leipzig” lama, yang termasuk lingkup seni rupa bekas RDJ. Lukisannya sering memperlihatkan orang-orang pucat yang seolah-olah menunggu sesuatu yang tak tentu. Motif itu dapat ditafsirkan sebagai pantulan keadaan di Jerman pada awal milenium baru. Apa yang disebut “Dresden Pop”, di antaranya Thomas Scheibitz, memetik unsur dari iklan dan dari estetika video dan televisi sambil bermain dengan estetika swakaji mengenai sini dan kini.

Kebanyakan seniman muda menganggap pembahasan kritis mengenai nasionalsosialisme, seperti yang ditemukan dalam karya Hans Haacke, Anselm Kiefer dan Joseph Beuys, sebagai urusan masa lampau. Sebaliknya yang tampak di kalangan perupa ialah “kebatinan baru” serta penggarapan bidang-bidang pengalaman yang saling berbenturan: Karya-karya Jonathan Meese dan André Butzer mencerminkan depresi dan fenomena-fenomena obsesi; kedua perupa itu dianggap sebagai wakil “realisme neurotik”. Dengan karyanya “Mental Maps”, Franz Ackermann menggambarkan dunia sebagai desa global dan memperlihatkan musibah yang berlangsung di balik layar. Tino Seghal menghasilkan karya seni yang eksistensinya terbatas pada waktu performance-nya dan yang tidak boleh direkam; ia mencari bentuk produksi dan bentuk komunikasi di luar batas ekonomi pasaran. Besarnya perhatian kepada seni rupa di Jerman tercermin dalam pameran documenta yang diselenggarakan lima tahun sekali di Kassel sebagai pameran seni rupa aktual yang terkemuka di dunia.

Berbeda dengan seni rupa - yang arti pentingnya digarisbawahi oleh pendirian sejumlah museum swasta baru - seni fotografi di Jerman harus berjuang lama sampai diakui sebagai bentuk seni yang mandiri. Sebagai pelopor pada tahun 70-an dikenal Katharina Sieverding dengan rangkaian potret dirinya yang menelusuri batas antara individu dan masyarakat.

Terobosan terjadi pada tahun 90-an dengan sukses yang diraih tiga murid dari Bernd dan Hilla Becher, suami-istri yang mengajar fotografi pada Akademi Seni di Düsseldorf: Dalam karya foto mereka, Thomas Struth, Andreas Gursky dan Thomas Ruff menimbulkan realitas mengilap yang menyembunyikan sesuatu. Pengaruh kelompok ini terhadap corak fotografi begitu besar sehingga mereka dinamakan “Struffsky” saja di kalangan internasional.

Sumber